Pencalonan artis Julia Perez sebagai kepala daerah di Pacitan, Jawa Timur, menghadapi penolakan oleh sejumlah kalangan. Terkait emansipasi wanita, artis dan politisi Angelina Sondakh yang dimintai komentar tentang kasus tersebut, lebih melihat bahwa kemajuan perempuan bukan sekedar ditandai munculnya calon perempuan, namun lebih pada peningkatan kapasitas kaum perempuan itu sendiri. "Saya kira kita tidak menilai kemajuan Kartini itu hanya di ranah maju atau tidak maju saja. Di sini kan Jupe mau maju jadi pimpinan daerah di sini kan kapasitas, kemampuan bukan hanya Jupe, harus bisa mengolahnya dengan baik," ungkap istri Adjie Massaid itu, di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (21/04) malam. Truthfully, the only difference between you and indonesian celebrity experts is time. If you'll invest a little more time in reading, you'll be that much nearer to expert status when it comes to indonesian celebrity.
"Jangan hanya dipergunakan oleh segelintir orang hanya didorong-dorong maju dikomporin yang dapat nama bukan si Jupe tapi orang lain, kan kasihan. Kalau sampai dia terpilih tapi tidak menguasai nanti hanya jadi wayang-wayangan orang. Main tanda tangan kalau sampai dibohongin nanti yang masuk penjara Jupe juga," sambung Angelina Sondakh. Angie, demikian biasa dipanggil, berharap, para perempuan yang maju di Pilkada diperhitungkan secara kapasitas dan kemampuannya. Bukan sekedar popularitas atau diperalat oleh tim sukses, yang justru akan menjadi bahan tertawaan. "Kita ingin perempuan-perempuan yang ingin maju tidak hanya jadi bahan tertawaan dalam tanda kutip," tegasnya. (kpl/buj/dar)
"Jangan hanya dipergunakan oleh segelintir orang hanya didorong-dorong maju dikomporin yang dapat nama bukan si Jupe tapi orang lain, kan kasihan. Kalau sampai dia terpilih tapi tidak menguasai nanti hanya jadi wayang-wayangan orang. Main tanda tangan kalau sampai dibohongin nanti yang masuk penjara Jupe juga," sambung Angelina Sondakh. Angie, demikian biasa dipanggil, berharap, para perempuan yang maju di Pilkada diperhitungkan secara kapasitas dan kemampuannya. Bukan sekedar popularitas atau diperalat oleh tim sukses, yang justru akan menjadi bahan tertawaan. "Kita ingin perempuan-perempuan yang ingin maju tidak hanya jadi bahan tertawaan dalam tanda kutip," tegasnya. (kpl/buj/dar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar